Desa Wisata Cimande

Kemping Berselimut Kabut di Puncak Halimun Camp

Aktivitas di alam terbuka telah lama menjadi salah satu destinasi wisata ataupun sekadar pelepas kepenatan bagi warga kota. Kegiatan berkemah/kemping (camping) di pegunungan adalah salah satunya. Di waktu lampau kegiatan ini nyaris seluruhnya harus diawali dengan aktivitas mendaki (hiking) gunung atau bukit, menyusur hutan (jungle tracking) yang cukup melelahkan dan memakan waktu sebelum menemukan tempat yang cocok untuk memasang tenda. Saat ini hal tersebut tidak lagi menjadi satu-satunya cara untuk berkemah. Seiring berkembangnya industri pariwisata (tourism), para pengusaha telah menyediakan lahan berkemah (camping ground) sebagai salah satu destinasi wisata alam terbuka yang mudah diakses dengan kendaraan dan dilengkapi fasilitas yang memanjakan tamu mereka.

Seperti yang ditawarkan Puncak Halimun Camp (PHC), salah satu penyedia camping ground di kaki Gunung Pangrango, Bogor, Jawa Barat. Dengan jarak hanya sekitar 12 km dari pintu keluar (exit) Ciawi di tol Jagorawi dan sekitar 10 km dari exit tol Caringin di tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi), pecinta kegiatan alam terbuka bisa menikmati suasana berkemah di ketinggian 1.000 mdpl langsung di samping kendaraan mereka. Camping ground seluas 14 hektar yang terletak di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede pangrango (TNGGP) menyajikan pemandangan Gunung Pangrango dan Gunung Salak, Kota Bogor hingga Jakarta.

Selain bisa menyaksikan matahari terbit (sunrise) dan tenggelam (sunset) sekaligus di lokasi yang sama, eksotisme suasana pegunungan juga didapat dari naiknya kabut (halimun-Sunda) dari lembah-lembah yang melingkari kawasan tersebut. Ini yang menjadi alsan pengelola menamai tempat kemping itu sebagai puncak halimun. Camping ground yang terletak di perbatasan Desa Pancawati dengan Desa Wisata Cimande ini memiliki 5 area camping yakni Pangrango, Salak, Halimun, Jengkol dan Afrika yang rata-rata bisa menampung sekitar 30-50 tenda. Jadi, pengunjung bisa kemping bersama teman atau keluarga. Pemandangan yang berbeda akan tampak pada masing-masing area kemah. Untuk spot Pangrango, pengunjung bisa menikmati suasana sunrise yang muncul dari balik punggung Gunung Pangrango. Sementara dari 4 spot kemping lainnya, mereka bisa menikmati pemandangan sunset, Gunung Salak dan city view Bogor.

Untuk mereka yang ingin lebih nyaman dan enggan tidur ditenda bisa juga menginap di 6 pondok (cottage) yang masing-masing dapat menampung maksimal 12 orang. Bangunannya dibuat dengan desain rumah tradisional Sunda atau Jawa Barat. Atau bila ingin menikmati suasana lebih nyaman, pengelola juga telah menyiapkan 8 rumah kayu sebagai fasilitas glamorous camping (glamping), yang memberikan pengalaman menginap di tenda dengan fasilitas yang tidak kalah mewah dari hotel berbintang.

Selain berkemah, pengunjung bisa melakukan tracking di sekitar camping ground tersebut. Ada beberapa jalur yang bisa dilalui yakni jalur Curug Cikahuripan, kaki Gunung Pangrango, dan perkebunan kopi. Pun untuk mereka yang ingin menjelajah lebih jauh, pengelola siap menyewakan motor roda empat segala medan (allterrain vehicle/ATV) untuk menjelajahi trek berlumpur sepanjang 1,5 km.

Atau bila ingin pengalaman yang lebih menantang dan memacu adrenalin, pengunjung yang memakai kendaraan offroad bisa mencoba trek sejauh 17 km dengan variasi jalan berlumpur, licin, terjal di dalam hutan. Untuk bisa merasakan sensasi pengalaman ini, selain butuh kendaraan offroad yang ‘siap tempur’, pengunjung juga harus menyiapkan nyali untuk menghadapi kondisi di luar prediksi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *